Gunung Api Purba Nglanggeran dan Embung Nglanggeran

Tuesday, 03 November 2020

Gunung ini merupakan gunung api purba yang terbentuk 60-70 juta yang atau yang memiliki umur tersier (Oligo-Miosen). Gunung  ini memiliki bebatuan yang sangat khas karena didominasi oleh aglomerat dan breksi gunung api. Lokasinya terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten yang berada pada deretan Pegunungan Baturagung. Berasarkan legenda menurut warga setempat, Nglanggeran konon merupakam tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak wayang, asal kata Nglanggeran adalah nglanggar yang mempunyaiarti melanggar. Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang dalang untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen, Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh. Mereka mencoba merusak wayang si dalang. Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran. Ada beberapa bebatuan besaar yang menurut cerita warga sekitaar digunakan untuk tempat bertapa. Warga sekitar mengatakan bahwa Nglangeran dijaga oleh Kyai Ongko Wijoyo serta tokoh pewayangan Punokawan. Pada malam tahun baru Jawa atau Jumat Kliwon, beberapa gunung. Di Gunung Nglanggeran ini pula warga menemukan arca Ken Dedes. Ketinggian Gunung ini 700 m, Tahun 1999 objek wisata ini dikelola Karang Taruna Bukit tinggi yang mengenakan tarif tiket Rp 500 per orang, namun fasilitasnya belum lengkap.Mengingat banyaknya potensi budaya dan ekowisata di situs gunung api tersebut, tahun 2008 Badan Pengelola Desa Wisata Nglanggeran mengambil alih pengelolaannya dan menambah berbagai fasilitas.

Di sekitar Gunung Nglanggeran dapat dijumpai embung yang merupakan bangunan berupa kolam seperti telaga di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut. Embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di sekeliling embung. Pada musim kemarau, para petani bisa memanfaatkan airnya untuk mengairi sawah. Pengunjung bisa naik ke embung dengan tangga. Sampai di sisi embung, pengunjung bisa melihat matahari terbenam dan melihat gunung api purba di seberang embung. Harga tiket masuk untuk menikmati wisata alam Jogja ini (mulai 1 Juli 2016), sebesar Rp15.000,00 di siang hari dan Rp20.000,00 di malam hari, dan untuk wisatawan asing sebesar Rp30.000,00.

sumber : wikipedia.com



Penulis

Alda